Guest guest Posted January 12, 2007 Report Share Posted January 12, 2007 PRAJNA PARAMITA HRDAYA SUTRA (SUTRA HATI) Pendahuluan : Bahwa Astasahasrika Prajnaparamita Sutra merupakan kitab dasar dan tertua di antara kumpulan kitab suci Prajnaparamita Sutra. Menurut keterangan Encyclopedia of Buddhism (Vol.II, Fascicle 2: Asita Devala Atthaka Vagga, dibawah judul Astasahasrika Prajnaparamita Sutra), kitab Astasahasrika Prajnaparamita Sutra telah diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin sedini tahun 172 M. Oleh Lakaraksa. Namun mengingat akan kenyataan bahwa karya ini pasti telah populer sebelumnya di India dan akan kesukaran-kesukaran perjalanan ke suatu negeri nan jauh dan lain-lain, maka tidaklah terlalu meleset jika di pastikan bahwa kitab Astasahasrika Prajnaparamita Sutra ini telah ada pada abad pertama Sebelum Masehi kalaupun tidak terlalu dini. Demikian dari data historis kitab Astasahasrika Prajnaparamita Sutra yang telah ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan melalui penelaahan ini kitab tersebut dapatlah diperkirakan secara pasti bahwa awal kemunculan Mahayana terjadi pada abad pertama Sebelum Masehi. Diantara karya literatur-literatur yang pertama kali membabarkan konsep-konsep dasar Mahayana, seperti Sunyata, praktek-praktek Bodhisattva (Bodhisattvacarya) dan lain-lain, adalah kumpulan kitab Prajnaparamita Sutra. Karenanya, untuk dapat memperkirakan waktu kemunculan Mahayana, terlebih dahulu kita harus memastikan kapan munculnya kitab tersebut untuk pertama kali. Pembabaran Buddha Dharma Mahayana Ajaran Buddha Dharma tentang Prajna(Kebijaksanaan Sempurna) sedalam samudra, seluas alam semesta. Diuraikan selama 22 tahun, tersusun dalam 500 jilid, maha Prajna Sutra yang dibabarkan oleh Shakyamuni Buddha. Prajna Paramita Hrdaya Sutra adalah inti sari dari Maha Prajna Sutra, Sutra ini dianggap sebagai pedoman umat Buddha umat Buddha Mahayana dan selalu diulang-ulang setiap hari oleh siswa yang berkeluarga maupun para bhiksu di Vihara. Fase Perkembangan Prajnaparamita Sutra Dari berbagai sumber, juga sumber tulisan Mansarin, Nagarjuna dikenal sebagai penulis berjilid-jilid kitab Mahaprajnaparamita-Sastra (Katalog Nanjio no. 1169; diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin oleh Kumarajiva tahun 402-405 M.). Kitab Prajnaparamita Sutra telah ada kira-kira 400 tahun sebelum Nagarjuna, beliau hanyalah mengsistemasikan kitab-kitab tersebut. Nagarjuna dan para pengikutnya antara lain termasuk muridnya Aryadeva, dianggap sebagai pemancar dari interpretasi yang benar mengenai Ajaran yang asli. Sekte Madhyamika mengenai filsafat Agama Buddha yang dirintis oleh Nagarjuna (150 M.) merupakan pusat doktrin Sunyata dari semua konsep empiris, seperti dharma, atau unsur pokok yang terakhir mengenai eksistensi, di tegaskan di dalam Abhidharma (Sastra). Karya besar Nagarjuna adalah Madhyamika-Karika sebagai uraian ringkasan mengenai Sutra-Sutra Mahayana, didalam ini diletakkan dasar-dasar filsafat mengenai Agama Buddha. Terdapat banyak bukti yang dapat dipercaya kebenarannya berhubungan dengan dia dengan pusat utama dari sektenya di bagian Tenggara India (Andhra) yang memakai namanya, yakni Nagarjunakonda; juga dengan pusat yang serupa di Bihar Nalanda. Menurut Prof. Dr. Edward Conze : Prajnaparamita Sutra dapat dibagi ke dalam tiga fase masing-masing lamanya 2 abad dan satu fase lamanya 5 atau 6 abad. 1. Fase pertama ( 100 SM - 100 M.) terdiri dari perluasan mengenai ajaran itu ke dalam suatu teks dasar. 2. Fase kedua (100 M - 300 M.) dalam perluasannya ke dalam 3 atau 4 risalah-risalah yang sangat penting. 3. Fase ketiga (300 M - 500 M.) didalam penyingkatannya ke dalam suatu jumlah dari risalah-risalah yang lebih pendek. 4. Fase keempat (500 M - 1.200 M.) didalam penyingkatannya ke dalam Dharani dan Mantra Tantra. Sekarang ini terlihat kepastian yang jelas bahwa Prajnaparamita Sutra ke dalam 8.000 baris merupakan teks yang tertua dalam klasifikasi ini miliknya Sekte Madhyamika. Satasahasrika Prajnaparamita Sutra terdiri dari 100.000 syair. Prajnaparamita Hrdaya Sutra terdiri dari 100 suku kata yang berupa Dharani. Astasahasrika Prajnaparamita Sutra dilakukan perluasan dan ringkasan. Perluasannya menjadi : Satasahasrika Parajnaparamita Sutra, dan ringkasannya menjadi: Saptasatika Prajnaparamita Sutra dan Adhyaardhasatika Prajnaparamita Sutra dan lain-lainnya, dan yang paling pendek adalah Prajnaparamita Hrdaya Sutra. Menurut Prof. Murti terdapat tiga tingkatan sesudahnya di dalam perkembangan Sekte Madhyamika, setelah perumusan mengenai prinsip intinya oleh Nagarjuna dan Aryadeva. Sekte-sekte ini adalah: pemisahan sekte Madhyamika ke dalam 2 sekte, yakni Prasangika diwakili oleh Buddhapalita, dan Svatrantrika diwakili oleh Bhavaviveka; kemudian dalam awal abad ke-7 M., oleh Candrakirti dilakukan reductio ad absurdum methode sebagai norma untuk Mahayana, akhirnya suatu syncretism (penyatuan sekte) dari Mahayana dengan sekte Yogacara, dilaksanakan oleh Santaraksita dan Kamalasila. Itulah bentuk Mahayana ini yang menjadi filsafat yang dominan dari Agama Buddha di Tibet. Disebabkan dari penegasannya itu (vada) mengenai Sunyavada. Kumarajiva yang memperkenalkan sekte Madhyamika mengenai filsafat agama Buddha ke negeri China. Kumarajiva juga penerjemah ulung dari bahasa Sansekerta ke dalam bahasa Mandarin untuk kitab-kitab dari karya Nagarjuna, Aryadeva, Vasubandhu, dan Asanga. Ada penjelasan mengenai kebenaran atas terjemahannya kitab-kitab tersebut yaitu bilamana terjemahannya benar, bilamana dia meninggal setelah tubuhnya dikremasikan semuanya boleh hancur menjadi debu tetapi lidahnya utuh. Setelah meninggal dan tubuhnya dikremasikan, semua tubuhnya hancur menjadi debu tetapi lidahnya bukan saja tetap utuh tetapi tumbuh sekuntum bunga teratai. Kata permulaan dalam Prajnaparamita Hrdaya Sutra : Prajnaparamita Hrdaya Sutra dengan penjelasannya dalam bahasa Inggris oleh Tripitaka Master Hua, beliau menjelaskan kata permulaannya dalam Sutra tersebut Ketika Avalokiteshvara Bodhisattva ... dengan syair berikut ini : Membalikkan cahaya itu menyinari ke dalam , Avalokitesvara. Menerangi semua mahkluk hidup; jadi beliau ialah Bodhisattva Pikirannya adalah demikian, demikianlah, tidak berubah, Bodhisattva luar biasa yang damai; Dengan penuh pengertian mengenai penyinaran terus-menerus, beliau ialah pimpinan dan guru, Enam jenis kekuatan batin merupakan suatu hal yang biasa. Dan bahkan dapat mengurangi angin dan hujan dari delapan penjuru yang menyebabkan bahaya, Beliau menggulung Sutra itu dan dengan hati-hati menyimpannya; Dan membuka Sutra itu untuk mengisi seluruh dunia. --- PRAJNA PARAMITA HRDAYA SUTRA (SUTRA HATI) Ketika Avalokitesvara Bodhisattva sedang merenungkan Prajna Paramita yang sangat dalam itu, melihat tembus bahwa Panca Skandha adalah Kosong, maka mengakhiri semua penderitaan dan kesusahan. Oh, Shariputra! Wujud tidaklah berbeda dengan kosong, Kosong tidaklah berbeda dari Wujud. Wujud sendiri adalah Kosong, Kosong sendiri adala Wujud. Begitu juga perasaan, pengertian, perwujudan, dan kesadaran. Oh, Shariputra! semua Dharma hakekatnya Kosong. Tidak ada dilahirkan, tidak ada kematian, tidak bernoda, tidak murni, tidak bertambah begitu juga berkurang. Karena itu, di dalam Kosong tidak ada Wujud, perasaan, pengertian, perwujudan, kesadaran; tiada mata, tiada telinga, tiada hidung, tiada lidah, tiada jasmani atau rohani; tida penglihatan, tiada pendengaran, tiada pembauan, tiada cita rasa, tiada sentuhan, tiada dharma; tiada alam pandangan juga tiada alam kesadaran. Tiada kegelapan rohani atau akhir kegelapan rohani, tiada usia tua dan kematian atau akhir dari usia tua dan kematian. Tiada derita, tiada asal mula derita, tiada akhir derita, tiada jalan itu; tiada kebijaksanaan, tiada pencapaian. Sesungguhnya, tiada sesuatu yang dicapai, Sang Bodhisattva dengan keheningan pikiran berlandaskan kepercayaan penuh pada Prajna-Paramita. Sebab telah tiada rintangan, maka tiada ketakutan, khayalan ilusi telah berakhir, akhirnya Nirvana. Semua Hyang Buddha pada waktu dahulu, sekarang, dan mendatang, mencapai Anuttara-Samyak-Sambodhi berlandaskan kepercayaan penuh pada Prajna Paramita. Karena itu, Prajna Paramita sudah jelas merupakan Maha Mantra Spirituil, Maha Mantra Cemerlang, Mantra Yang Teragung, Mantra Tanpa Bandingan yang dapat melenyapkan semua penderitaan; adalah sungguh-sungguh benar. Dari sebab itu, Mantra Prajna Paramita diucapkan. Mengulanginya seperti ini : GATE GATE PARAGATE PARASAMGATE BODHI SVAHA ! Terjemahan dari Prajna Paramita Hrdaya Sutra dalam bahasa Inggris oleh Tripitaka Master Hua Quote Link to comment Share on other sites More sharing options...
Recommended Posts
Join the conversation
You are posting as a guest. If you have an account, sign in now to post with your account.
Note: Your post will require moderator approval before it will be visible.